(JL. MATRAMAN DALAM 3 NO. 7, PEGANGSAAN, MENTENG, JAKARTA PUSAT) E-MAIL: mr.saputro83@gmail.com HP. 081283279783

PEMASARAN


LATAR BELAKANG

Perkembangan komputerisasi informasi kesehatan telah semakin meningkatkan baik sisi penyimpanan maupun menggunaan data kesehatan. Seorang profesional informasi kesehatan harus memahami bagaimana mengelola berbagai jenis permintaan berkaitan dengan informasi kesehatan. Permintaan informasi kesehatan untuk keperluan pemasaran semakin banyak, baik dari dalam maupun dari luar institusi. Ada kebutuhan yang yang signifikan tentang data kesehatan individual untuk kebutuhan pemasaran secara langsung. Contoh penggunaan eksternal tentang hal ini meliputi kebutuhan dari pemasok medis, alat bedah, dan perusahaan farmasi - yang membutuhkan informasi mengenai konsumen potensial. Perusahaan-perusahaan ini berminat untuk membeli daftar nama individual untuk kebutuhan pemasaran mereka. Dalam kaitan ini, data pasien sangat mungkin untuk digunakan sebagai konsumen potensial dalam hal pemberitahuan adanya fasilitas baru (misalnya, pasien penyakit jantung akan dikontak untuk pemberitahuan adanya fasilitas pemeriksaan atau pengobatan baru di unit pelayanan jantung / coronary care unit).

Contoh kebutuhan internal misalnya penggunaan data pasien untuk penawaran pelayanan atau suatu fasilitas. Daftar ini bisa merupakan daftar dari individu terpilih melalui kriteria tertentu yang memenuhi kategori khusus dari dari layanan yang ditawarkan.

Sebagai konsumen, kita juga sering menerima selebaran, brosur, atau leaflet yang berkaitan dengan pemasaran secara massal. Mereka yang tidak ingin hidupnya diganggu dengan model pemasaran massal ini tentu tidak akan mengisi informasi pada lembar yang telah disediakan. Penolakan untuk mengisi dan melengkapi instrumen pengumpulan data seperti kartu garansi, lembar undian, dan lembar pilihan konsumen, akan memutus rantai informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan pemasaran tersebut.
Data yang terkandung dalam berkas informasi kesehatan pasien tidak dapat diperlakukan sama dengan informasi yang terkumpul melalui kartu garansi atau lembar undian seperti diatas. Sekali disalahgunakan, informasi kesehatan dapat merusak dan membahayakan profesi pasien dan kehidupan pasien. Seorang profesional pelayanan kesehatan memikul tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan informasi yang terkumpul saat melayani pasien. Pihak rumah sakit, perawat profesi manajemen informasi kesehatan, dokter, terapis, dan petugas pelayanan kesehatan lainnya akan menanggung resiko tanggung jawab apabila kerahasiaan informasi dari rekan medis pasiennya tidak terjaga sebagaimana mestinya.
Pengertian
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Assosiasi pemasaran Amerika :
Definisi pemasaran adalah sebagai berikut,
Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi dan penyaluran gagasan, barang dan jasa  untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Penanganan proses pertukaran supaya berhasil menuntut banyak pekerjaan dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika sekurang-kurangnya satu pihak calon pelaku pertukaran berpikir tentang sarana-sarana untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan oleh pihak lain. Kita melihat manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.
Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk,: tapi orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting dari pemasaran adalah bukan penjualan ! Penjualan itu hanya merupakan ujung gunung es pemasaran.

Peter Drucker, seorang pakar teori manajemen terkemuka, mengatakan sebagai berikut:
Orang dapat menganggap bahwa penjualan akan selalu dibutuhkan. Akan tetapi, tujuan pemasaran adalah membuat penjualan tidak terlalu penting lagi. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah meyediakan produk atau jasa itu.
Ketika Sony merencang Walkmannya, ketika Nintenso merancang permainan game video unggulnya, dan ketika Toyota memperkenalkan mobil Lexusnya, perusahaan pabrikan itu dibanjiri pesanan karena mereka merancang produk yang “tepat” berdasarkan pekerjaan persiapan pemasaran yang cermat.
Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dan menantang konsep sebelumnya. Sebagai ganti filosofi “buat dan jual,” yang berpusat pada produk, kita bergeser ke filosofi “pahami dan tanggapi.” Sebagai ganti “berburu,” pemasaran adalah “berkebun.” Pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi produk Anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan Anda. Seperti dikatakan oleh pemasar-langsung terkemuka, Lester Wunderman, “Teriakan Revolusi Industri adalah teriakan pabrik yang mengatakan, ‘Inilah apa yang saya buat, apakah Anda ingin membelinya.’ Tuntutan Jaman Informasi adalah pelanggan mengatakan, ‘Inilah apa yang saya inginkan, apakah Anda bisa membuatnya.’”
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran telah dikristalisasikan pada pertengahan 1950-an dan diekspresikan dalam beragam cara :
§   “Penuhilah kebutuhan dengancara yang mendatangkan laba.”
§   “Temukan keinginan dan penuhilah.”
§   “Cintailah pelanggan, bukan produk.”
§   “Lakukan dengan cara Anda.” (Burger King)
§   “Andalah sang bos.” (United Airlines)
§   “Utamakan orang-orang.” (British Airways)
§   “Bermitra untuk mendapatkan laba.” (Milliken & Company)

Theodore Levitt dari Harvard menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran :

Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual; pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai; pemasaran memikirkan cara memuaskan kebutuhan pelanggan melalui sarana-sarana produk dan segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan menciptakan, menyerahkan, dan akhirnya mengkonsumsinya.

Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintegrasi, dan kemampuan menghasilkan laba. Semuanya diilustrasikan dalam Gambar di bawah ini, dimana keempatnya dikontraskan dengan orientasi penjualan.
Perbandingan  antara Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran
Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam-ke luar. Konsep itu dimulai dari pabrik, berfokus pada produk yang sudah ada, serta menuntut penjualan dan promosi dengan cara keras untuk menghasilkan penjualan yang dapat menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar-ke dalam. Konsep itu dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan.

Lingkup Pemasaran
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain. Para pemasar terampil dalam merangsang permintaan akan produk-produk perusahaan, tetapi pandangan itu merupakan pandangan yang terlalu sempit tentang tugas yang dilakukan para pemasar. Persis seperti para profesional produksi dan logistik bertanggung jawab atas manajemen pemasokan, para pemasar bertanggung jawab atas manajemen permintaan. Para manajer pemasaran berusaha mempengaruhi lebel, pengaturan waktu, dan komposisi permintaan, untuk mencapai tujuan organisasi.

Orang pemasaran terlibat dalam memasarkan 10 jenis entitas: barang, jasa, pengalaman, event, orang, tempat, property, organisasi, informasi, dan gagasan.

Barang-barang fisik merupakan bagian yang sangat besar dari usaha produksi dan pemasaran kebanyakan negara. Tiap-tiap tahun perusahaan AS saja memasarkan milyaran produk makanan beku dan kaleng, jutaan ton baja, jutaan pengering rambut, mobil, pesawat televisi, mesin, dan berbagai penopang utama lain perekonomian modern. Bukan hanya perusahaan yang dapat memasarkan barang-barang, berkat Internet, bahkan individu dapat memasarkan barang.

Tugas Pemasaran
Sebuah buku baru-baru ini, Radical Marketing, memuji perusahaan seperti Harley Davidson, Virgin Atlantic Airways, dan Boston Beer karena berhasil merombak semua aturan pemasaran. Bukannya meminta pihak lain untuk melaksanakan riset pemasaran yang mahal, mengeluarkan uang yang besar sekali untuk iklan masal, dan mengoperasikan departemen pemasaran yang besar, perusahaan-perusahaan itu memanfaatkan sepenuh-penuhnya sumber daya mereka yang terbatas, senantiasa menjalin hubungan yang erat dengan pelanggan mereka, dan menciptakan solusi yang lebih memuaskan kebutuhan pelanggan mereka. Mereka membentuk berbagai klub pembeli, menggunakan humas yang kreatif, dan berfokus pada usaha-usaha untuk memberikan mutu produk yang tinggi dan memenangkan kesetiaan pelanggan jangka panjang.

Kita dapat membedakan tiga tahap yang mungkin dilewati oleh praktek pemasaran :
1.   Pemasaran entrepreneurial :
Kebanyakan perusahaan dimulai oleh para individu yang hidup dari kecerdikannya. Mereka memvisualisasikan suatu peluang dan mengetuk setiap pintu untuk mendapatkan perhatian. Jim Koch, pendiri Boston Beer Company, dengan birnya yang bermerek Samuel Adams telah menjadi bir “hasil kerajinan tangan” yang paling laris – didirikan pada tahun 1984 –menjual botol Samuel Adams dari bar ke bar guna membujuk bartender supaya bersedia menjual bir tersebut. Selama 10 tahun, dia tidak mempunyai cukup uang untuk anggaran periklanan; dia menjual birnya melalui penjualan langsung dan humas ke orang-orang kebanyakan. Dewasa ini, bisnisnya menghasilkan $210 juta, yang menjadikannya pemimpin di pasar bir hasil kerajinan tangan.

2.   Pemasaran yang terumuskan :
Ketika perusahaan-perusahaan kecil mencapai kesuksesan, mereka, tidak terhindarkan lagi, harus beralih ke arah pemasaran yang lebih terumuskan. Boston Beer sekarang mengeluarkan banyak uang untuk iklan televisi, mempekerjakan puluhan tenaga penjual, dan melakukan riset pemasaran yang canggih. Perusahaan itu menganggap bahwa keberhasilan yang terus-menerus menuntut menentukan dan pengelolaan departemen pemasaran yang berkemampuan.

3.   Pemasaran yang intrepreneurial :
Banyak perusahaan besar yang terjebak dalam pemasaran yang terumuskan, membaca dengan rajin angka-angka Nielsen terakhir, mengamati laporan riset pasar, berupaya menyusun hubungan perdealeran dan pesan-pesan iklan yang disesuaikan setiap saat. Perusahaan-perusahaan itu tidak lagi memiliki kreativitas dan kegairahan pemasar gerilya tahap pertama atau tahap entrepreneurial. Para manajer merek dan produk mereka perlu keluar dari kantor guna memulai hidup dengan pelanggan mereka serta memvisualisasikan cara-cara baru untuk menambahkan nilai ke kehidupan pelanggan mereka.

Inti dari pembahasan kita adalah bahwa pemasaran yang efektif dapat mempunyai banyak bentuk. Akan selalu ada perbedaan pandangan yang tajam antara kubu pemasaran yang terumuskan dan kubu pemasaran yang kreatif. Yang lebih mudah untuk dipelajari adalah kubu yang terumuskan.

Strategi Pemasaran
Perusahaan jasa tertinggal dari perusahaan manufaktur dalam penggunaan pemasarannya, dan masih tingginya permintaan (bisnis jasa perguruan tinggi / RS) sampai saat ini sehingga mereka tidak melihat kebutuhan akan pemasaran. Terlebih lagi bisnis jasa lebih sulit dikelola menggunakan pendekatan pemasaran tradisional.

Jasa dipengaruhi oleh sekumpulan elemen yang berubah-ubah mengingat adanya kompleksitas ini, Gronroos menyatakan bahwa pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal. Karena jasa biasanya lebih tinggi dalam kualitas pengalaman dan kepercayaan, konsumen merasakan lebih banyak risiko dalam pembeliannya. Hal itu membawa beberapa konsekuensi. Pertama, konsumen jasa biasanya lebih bergantung pada promosi mulut ke muulut daripada iklan perusahaan jasa. Kedua, mereka sangat mengandalkan harga, personalia, dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa. Ketiga, bila puas, mereka sangat setia pada penyedia jasa.

Beberapa langkah strategi ke arah kontrol kualitas :
1.   Investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan yang baik,
2.   Menstandarisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi,
3.   Memonitor kepuasan pelanggan lewat sistem saran, keluhan, survei pelanggan sehingga pelayanan yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki.



KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut di atas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.   Pemasaran umumnya dilihat sebagai tugas menciptakan, mempromosikan, serta menyerahkan barang dan jasa ke konsumen dan perusahaan lain. Pemasaran yang efektif dapat dilakukan melalui banyak bentuk. Bisa berbentuk entrepreneurial, terformulasi, atau intrepreneurial; dan pemasar memasarkan banyak jenis entitas: barang, jasa, pengalaman, acara khusus (event), orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, gagasan.
2.   Para pemasar merupakan orang-orang yang terampil dalam mengelola permintaan: mereka berusaha untuk mempengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan. Untuk melakukan itu, mereka menghadapi sekelompok keputusan, mulai dari yang besar seperti ciri apa yang seharusnya dimiliki sebuah produk sampai hal yang kecil seperti warna kemasan. Mereka juga beroperasi dalam empat pasar yang berbeda: pelanggan, perusahaan, global, dan nirlaba.
3.   Konsep pemasaran masyarakat menegaskan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing, melalui cara yang dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Konsep itu menuntut pemasar untuk menyeimbangkan tiga pertimbangan: laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen, dan kepentingan publik.